Mengetahui Kesuburan Tanah dengan Uji Fisik Tanah
Mengetahui
Kesuburan Tanah dengan Uji Fisik Tanah
Oleh : Afifatul Husna Al Adilah – 18/424365/PN/15405
Kesuburan
tanah adalah Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam
keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia
dan biologi tanah (Syarif Effendi, 1995). Tanah
yang diusahakan untuk bidang pertanian memiliki tingkat kesuburan yang
berbeda-beda. Pengelolaan tanah secara tepat merupakan faktor penting dalam
menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang akan diusahakan. Evaluasi kesuburan tanah adalah
proses penilaian masalah-masalah keharaan dalam tanah dan pembuatan rekomendasi
pemupukan (Dikti, 1991).
Kebutuhan
unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksinya ditentukan
oleh kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman dan tidak selalu
dapat terpenuhi. Intensifnya penggunaan lahan tanpa adanya pergiliran tanaman
dapat menyebabkan terkurasnya unsur hara esensial dari dalam tanah pada saat
panen dan kesuburan tanah akan menurun secara terus menerus. Menurunnya
kesuburan tanah dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi produktivitas
tanah, sehingga penambahan unsur hara dalam tanah melalui proses pemupukan
sangat penting dilakukan agar diperoleh produksi pertanian yang menguntungkan.
Evaluasi
status kesuburan untuk menilai dan memantau kesuburan tanah sangat penting
dilakukan agar dapat mengetahui unsur hara yang menjadi kendala bagi tanaman (Pinatih et al.,
2015).Penilaian
evaluasi status kesuburan tanah dapat dilakukan melalui pendekatan uji tanah. Uji tanah dapat dilakukan untuk mengetahui sifat fisika
tanah dan sifat kimia tanah. Evaluasi status kesuburan dengan uji kimia tanah
relatif lebih akurat dan cepat.Pengukuran sifat-sifat kimia tanah sebagai
parameter kesuburan tanah kemudian ditetapkan dalam kriteria kesuburan tanah. Akan tetapi pada praktikum ini dilakukan uji fisik tanah
untuk menilai kesuburan tanah karena keterbatasan alat dan bahan dikarenakan
praktikum dilakukan secara mandiri dirumah sebagai akibat dari pandemi
COVID-19.
Sifat
fisik tanah yang terpenting adalah solum, tekstur, struktur, kadar air tanah, drainase
dan porositas tanah. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap
pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan)
pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman dan produksi persatuan waktu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan
panjang akar pada tanaman yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak
dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah
berstruktur padat.
Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih
cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai
akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang
tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk
bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang
padat. Sebaliknya bagi tanaman yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus
seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi
akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan
mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran
tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah
merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah .Tekstur tanah ditentukan di lapangan
dengan cara melihat gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan
di laboratorium dengan menggunakan
metode-metode. Metode tersebut adalah metode pipet atau metode hydrometer (Margolang et al.,
2015).
Warna
adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan
tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna
tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah
yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah
kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai sistem
drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang
terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+.
Komponen
mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara
individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam
tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm;
Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan lempung
berukuran dibawah 2 mikron. Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah karena tanah jenis ini memiliki aerasi
(ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas
permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya
sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Tekstur tanah sangat
berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah.
Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur
lempung. Tanah
bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia
pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga
berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena
akan segera hilang terbawa air atau menguap.
Praktikum KPKT Acara 1 Uji Kesuburan Tanah dilakukan
secara mandiri pada hari Jum’at, 25 September 2020 di lahan sawah yang terletak
di lereng Gunung Merapi tepatnya Dusun Ngampel, Desa Sengi, Kecamatan Dukun,
Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan pada acara ini adalah uji sifat
fisika tanah yang meliputi uji struktur, uji konsistensi, uji tekstur, dan
warna tanah.
Langkah-langkah praktikum uji
sifat fisika tanah :
a.
Uji
struktur
1.
Langkah
Kerja
2.
Hasil
Pengamatan
3.
Dokumentasi
b.
Uji
Konsistensi
1.
Langkah
Kerja
·
Konsistensi
kering
Tabel 1. Kelas
Konsistensi Tanah
·
Konsistensi
basah
Tabel 2. Kelas
Plastisitas dan Kelekatan
2.
Hasil
Pengamatan
3.
Dokumentasi
c.
Uji
tekstur
1.
Langkah
Kerja
2.
Hasil
Pengamatan
3.
Dokumentasi
d.
Warna
tanah
1.
Langkah
Kerja
2.
Hasil
Pengamatan
3.
Dokumentasi
Berdasarkan uji fisik tanah yang dilakukan di 3 titik di lahan
sawah yang terletak di lereng Gunung Merapi tepatnya Dusun Ngampel, Desa Sengi,
Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang dapat diketahui bahwa berdasarkan sifat
fisik tanahnya, tanah di lahan ini termasuk ke dalam golongan tanah subur. Hal
ini dibuktikan dengan tekstur tanahnya yang dominan geluh, struktur tanahnya remah
dengan butir tunggal, konsistensinya lepas-lepas, dan warna tanahnya yang
cenderung gelap.
Dikti. 1991. Kesuburan Tanah.Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Pinatih, I
Dewa Ayu Sri Purnami Pinatih., Tati Budi Kusmiyarti., Ketut Dharma Susila.
2015. Evaluasi status kesuburan tanah pada lahan pertanian di Kecamatan
Denpasar Selatan. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 4(4) : 282-292.
Margolang,
Rizky D., Jamilah., dan Mariani Sembiring. 2015. Karakteristik beberapa sifat
fisik, kimia, dan
biologi tanah pada sistem pertanian organik. Jurnal Online Agroekoteknologi, 3(2) : 717-723.
Komentar
Posting Komentar